Sektor Komponen Elektronik Indonesia: Smartphone 4G Pendorong Pertumbuhan Masa Depan

Sektor Komponen Elektronik Indonesia: Smartphone 4G Pendorong Pertumbuhan Masa Depan – Penjualan smartphone di Indonesia terus meningkat pesat sejak 2014. Saat ini, negara ini memiliki populasi pengguna smartphone terbesar keempat dan pengguna internet terbesar ketiga di dunia dengan masing-masing 78 juta dan 65,2 juta.

Namun demikian, pertumbuhan penjualan smartphone belum memberikan kontribusi yang cukup bagi perekonomian negara karena sebagian besar perangkat tersebut masih diimpor dan bukan diproduksi di Indonesia. Hal inilah yang mendorong pemerintah Indonesia menetapkan persyaratan bagi produsen smartphone 4G untuk menggunakan 30% konten lokal di perangkatnya mulai 1 Januari 2017. Aturan ini diharapkan dapat membantu mendorong industri komponen elektronik lokal dan menciptakan multiplier effect di ekonomi.

Meningkatnya permintaan dan penjualan ponsel cerdas

Asosiasi GSM memprediksikan bahwa pengguna gadget seluler di kawasan Asia Pasifik akan tumbuh menjadi 3,1 miliar pada tahun 2020 dan Indonesia akan menjadi kontributor utama pertumbuhan layanan seluler di kawasan tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan pertumbuhan pasar smartphone Indonesia sebesar 6% pada tahun 2016. Kementerian Komunikasi dan Informatika melaporkan ada sekitar 35 juta smartphone yang terjual dalam 12 bulan terakhir senilai Rp 60 triliun. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai basis pengguna smartphone terbesar ketiga di dunia setelah China dan India.

Dari sisi infrastruktur, layanan broadband (3G / 4G) menyumbang 45% dari total koneksi seluler di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2016. Angka tersebut akan meningkat hingga 70% selama empat tahun ke depan sejalan dengan pertumbuhan investasi 4G. Indonesia akan memimpin migrasi dari 3G ke 4G hingga 2020, bersama dengan Malaysia, Filipina, dan Thailand. https://americandreamdrivein.com/

Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan jumlah pengguna smartphone di Indonesia adalah 93% penduduknya mengakses internet (See Indonesia and the Internet; Online & On the Move) melalui smartphone menurut survei GfK Crossmedia Link. Dengan diluncurkannya layanan 4G oleh operator seluler, jumlah pengguna smartphone 4G di Indonesia akan terus bertambah.

International Data Corporation (IDC) mencatat kenaikan pangsa pasar smartphone 4G di negara tersebut pada tahun 2016 dari 58% di Q2 menjadi 68% di Q3. Menurut IDC, lima produsen ponsel teratas di negara ini pada tahun 2016 adalah Samsung (32,2%), Oppo (16,7%), Asus (8,2%), Advan (6%), dan Lenovo (5,7%).

Ketergantungan tinggi pada impor vs persyaratan konten lokal

Sayangnya, meski menjadi salah satu negara dengan jumlah pengguna ponsel terbesar di dunia, kontribusi sektor tersebut terhadap perekonomian negara masih rendah karena ketergantungan Indonesia pada perangkat impor. Pada 2014 misalnya, negara tersebut mengimpor 63 juta unit ponsel. Menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika, impor ponsel Indonesia bernilai $ 3,5 miliar USD hingga $ 5 miliar USD per tahun. Hal ini memberikan tekanan pada neraca perdagangan negara yang menyebabkan defisit perdagangan melebar serta meningkatkan volatilitas nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS.

Pemerintah Indonesia telah mencoba membatasi impor ponsel dan mendorong penggunaan komponen lokal dengan mewajibkan vendor smartphone untuk menggunakan konten lokal. Pada 3 Juli 2015, tiga kementerian yaitu Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika sepakat untuk menerapkan persyaratan kandungan lokal sebesar 30% pada perangkat genggam generasi keempat long-term evolution (4G-LTE) berdasarkan frekuensi. teknologi divisi duplex (FDD).

Berdasarkan aturan ini, produsen ponsel diharuskan untuk menggunakan setidaknya 30% konten lokal di smartphone 4G LTE-FDD mereka dan 40% di BTS mulai 1 Januari 2017. Jika tidak, mereka akan dilarang menjual produknya di negara. Sementara itu, persyaratan konten lokal untuk smartphone 4G berbasis LTE time division duplex atau teknologi TDD akan diterapkan pada 2019 karena skala ekonomi yang lebih rendah.

Ketentuan mengenai persyaratan kandungan lokal diatur dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 65/2016 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Kandungan Lokal pada Produk Telepon Seluler, Genggam, dan Komputer Tablet. Aturan baru tersebut bertujuan untuk mengurangi defisit perdagangan dan memperbaiki nilai tukar Rupiah. Sebelumnya, vendor ponsel tidak diwajibkan menggunakan konten lokal dalam produknya dan diperbolehkan mengimpor ponsel sebagai completely build unit (CBU).

Mewajibkan produsen smartphone untuk menggunakan konten lokal akan memberikan banyak manfaat dan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia daripada hanya menjadi pasar produk luar negeri. Ini termasuk peningkatan investasi, penciptaan lapangan kerja, penggerak industri komponen elektronik lokal, dan banyak lainnya. Kementerian Perindustrian menargetkan Indonesia memproduksi 35 juta unit ponsel pada 2017 atau 50% dari total impor ponsel nasional.

Menurut peraturan menteri, ada tiga cara untuk memenuhi persyaratan konten lokal, yaitu perangkat keras, perangkat lunak, dan skema investasi. Setiap skema terdiri dari tiga komponen, yaitu manufaktur, penelitian & pengembangan, dan aplikasi dengan persentase yang berbeda.

Persyaratan Konten Lokal untuk Ponsel Cerdas 4G LTE

Sejak 2016, sebagian besar vendor smartphone di Indonesia telah memenuhi aturan persyaratan konten lokal. Mereka adalah Polytron, Evercoss, Advan, Mito, Axioo, SPC, Gosco, Asiafone, Samsung, Oppo, Haier, Huawei, Smartfren, Ivo, Bolt, dan Lenovo; lainnya, seperti LG dan Sharp lebih suka menunggu dan melihat. Beberapa, termasuk merek China, OnePlus, memutuskan untuk keluar dari pasar Indonesia, sementara Xiaomi mencoba menyiasati aturan dengan menonaktifkan kemampuan 4G smartphone-nya.

Samsung, salah satu produsen smartphone terkemuka di Indonesia, menginvestasikan $ 20 juta USD untuk membangun pabrik ponsel di Jababeka, Cikarang. Sementara itu, Oppo dan Haier masing-masing menginvestasikan $ 30 juta USD dan $ 50 juta USD untuk membangun pabrik lokal di Tangerang dan Cikarang.

Sektor Komponen Elektronik Indonesia: Smartphone 4G Pendorong Pertumbuhan Masa Depan

Lenovo, Asus, dan Huawei memilih bermitra dengan perusahaan lokal untuk memenuhi persyaratan konten lokal. Mantan bermitra dengan PT Tri Dharma Kencana (TDK) untuk mengoperasikan pabrik di Serang, Banten. Sedangkan Asus dan Huawei masing-masing bermitra dengan PT Panggung Electronic Citrabuana di Sidoarjo, Jawa Timur dan PT Sat Nusapersada di Batam.

Banyak perusahaan komponen elektronik lokal menyambut baik peraturan baru ini. Sat Nusapersada, perusahaan yang bergerak di bidang perakitan telepon seluler dan perangkat elektronik, misalnya, mengharapkan bisnisnya tumbuh hingga 40% menyusul penerapan persyaratan konten lokal untuk smartphone 4G LTE. Lenovo, Asus, dan Smartfren telah menyatakan minatnya untuk merakit ponselnya di fasilitas produksinya yang berkapasitas 3 juta unit per bulan.

Masa depan yang cerah

Banyak yang memprediksikan bahwa penjualan smartphone 4G di Indonesia akan terus meningkat dengan meningkatnya jumlah konsumen kelas menengah yang diperkirakan akan meningkat dua kali lipat menjadi 140 juta pada tahun 2030 dan sekitar 60% dari mereka berusia di bawah 35 tahun; kelompok terbesar pemilik ponsel cerdas. Meski demikian, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah untuk mendorong adopsi massal teknologi 4G LTE.

Saat ini konektivitas 4G di Indonesia masih lamban karena berbagi pita frekuensi yang sama dengan 2G. Tiga tahun dari sekarang akan menjadi krusial bagi Indonesia untuk dapat bersaing dengan negara lain dalam hal teknologi, ekonomi dan sektor lainnya.

Pemerintah Indonesia harus membatasi dan bahkan menghentikan penggunaan jaringan 2G untuk memungkinkan 4G berkembang sepenuhnya. Jika ini bisa tercapai, migrasi ke 4G diharapkan selesai pada 2019 atau lebih cepat dari transisi dari 2G ke 3G yang memakan waktu sekitar sepuluh tahun.

Adopsi pasar massal dari teknologi 4G akan semakin meningkatkan penjualan smartphone 4G. Hal ini pada gilirannya akan mendorong pertumbuhan industri komponen elektronik lokal yang pada akhirnya akan mendorong perekonomian negara.…